Material konstruksi adalah komponen biaya terbesar dalam setiap proyek, mencapai 50-60% dari total anggaran. Sayangnya, banyak kontraktor kehilangan keuntungan karena pemborosan material yang sebenarnya bisa dihindari. Penelitian menunjukkan bahwa waste material di proyek konstruksi bisa mencapai 15-20% dari total pembelian.
Kesalahan 1: Tidak Ada Sistem Pencatatan Masuk-Keluar Material
Banyak proyek masih mengandalkan catatan manual di buku atau bahkan hanya mengandalkan ingatan. Akibatnya, material hilang atau terpakai berlebihan tanpa ada yang tahu. Sistem pencatatan yang baik harus mencatat setiap material yang masuk ke gudang proyek dan keluar untuk digunakan.
Kesalahan 2: Pembelian Material Tanpa Perencanaan
Membeli material secara dadakan atau berlebihan karena takut kekurangan adalah pemborosan. Material yang menumpuk terlalu lama bisa rusak, hilang, atau susut. Perencanaan pembelian harus disesuaikan dengan jadwal pekerjaan dan kapasitas penyimpanan.
Kesalahan 3: Tidak Ada Kontrol Penggunaan di Lapangan
Tukang atau mandor yang mengambil material tanpa pencatatan membuat sulit melacak pemakaian aktual. Harus ada sistem bon material atau request formal sehingga setiap pengambilan tercatat dan bisa dipertanggungjawabkan.
Kesalahan 4: Penyimpanan Material yang Buruk
Material yang disimpan sembarangan mudah rusak atau hilang. Semen yang terkena air, besi yang berkarat, atau kayu yang dimakan rayap adalah kerugian yang bisa dihindari dengan gudang dan sistem penyimpanan yang proper.
Kesalahan 5: Tidak Membandingkan Rencana vs Realisasi
Tanpa membandingkan material yang dianggarkan dalam RAB dengan pemakaian aktual, Anda tidak akan tahu di mana terjadi pemborosan. Analisa varians material harus dilakukan secara berkala.
Kesalahan 6: Tidak Ada Stok Opname Rutin
Stok opname atau stock taking harus dilakukan minimal sebulan sekali untuk memastikan catatan sesuai dengan fisik material. Ini penting untuk mendeteksi kehilangan atau kesalahan pencatatan sejak dini.
Kesalahan 7: Tidak Menggunakan Teknologi
Di era digital ini, masih mengandalkan Excel atau catatan manual adalah ketinggalan zaman. Software manajemen konstruksi bisa mengotomasi pencatatan, memberikan alert jika stok menipis, dan mengintegrasikan data material dengan keuangan.
Dengan menghindari kesalahan-kesalahan ini dan menerapkan sistem kontrol material yang baik, Anda bisa menghemat biaya hingga jutaan rupiah per proyek.